Ramadhan 2020 dalam hitungan hari akan disambut oleh umat muslim di Indonesia dan seluruh dunia. Namun Ramadhan di tahun ini memiliki banyak perbedaan dibandingkan dengan tahun-tahun yang telah lewat. Sebab umat muslim akan menyambutnya di tengah pandemi corona yang membuat ruang gerak terbatas.
Protokol Pemantauan Hilal oleh Kemenag di Tengah COVID-19
Meskipun dihimbau oleh Kemenag untuk tidak menjalankan sholat tarawih, buka bersama, dan sahur on the road selama pandemi corona. Namun menyambut bulan Ramadhan yang datang dengan suka cita tetap dapat dilakukan, sekalipun di bilik rumah masing-masing bersama keluarga inti.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, memastikan awal Ramadhan maka Kemenag rencananya pada 23 April 2020 mendatang akan melangsungkan sidang isbat. Sidang isbat Ramadhan 2020 akan memantau kemunculan hilal yang menjadi tanda bulan Ramadhan sudah tiba. Umat muslim di Tanah Air pun bisa menunaikan ibadah puasa selama 30 hari ke depan.
Sidang isbat ini akan diawali dengan pemantauan hilal yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag Provinsi. Hasil pemantauan hilal tersebut kemudian akan diteruskan kepada Ditjen Bimas Islam untuk dijadikan bahan penetapan awal Ramadhan 2020.
Kamarudin Amin selaku Dirjen Bimas Islam menyampaikan jika pemantauan hilal akan menjadi dasar keputusan pada sidang isbat yang digelar Kemenag pusat. Pentingnya pemantauan hilal membuat kegiatan ini tidak bisa ditiadakan meskipun tengah berjuang menghadapi pandemi corona.
Kamarudin juga menuturkan jika tahun ini untuk pengamatan kemunculan hilal dilakukan dengan protokol berbeda. Protokol ini untuk menyesuaikan dengan kondisi pandemi corona yang menganjurkan untuk membatasi kegiatan sosial dan mencegah terbentuknya kerumunan. Sehingga protokol yang dibuat akan tetap mengutamakan keselamatan pihak terkait yang melakukan pemantauan hilal agar memperkecil potensi terkena corona.
Adapun protokol khusus yang akan digunakan dalam pemantauan hilal di 23 April 2020 mendatang adalah:
- Peserta yang melakukan pemantauan hilal akan dibatasi maksimal 10 orang saja guna menyesuaikan dengan prosedur keamanan medis di tengah pandemi corona seperti saat ini.
- Dilakukan pembatasan area antara perukyat (pemantau hilal) dengan undangan yang akan mengikuti pemantauan hilal tersebut.
- Semua peserta diwajibkan untuk memakai masker dan di cek suhu tubuhnya terlebih dahulu sebelum masuk area pemantauan.
- Jika terdapat petugas pemantauan yang kurang atau tidak sehat maka dilarang untuk mengikuti kegiatan pemantauan tersebut.
- Semua instrumen (teleskop, kamera, theodolite, dan lain-lain) yang digunakan untuk pemantauan akan digunakan satu orang saja tanpa ada kemungkinan saling berbagi dan bergantian.
- Petugas dilarang untuk berkerumun, dan tetap menjaga jarak aman antara 1-2 meter di area pemantauan.
- Seluruh petugas pemantauan dihimbau untuk melakukan sholat hajat, untuk memohon kemudahan dan keselamatan selama proses pemantauan dilakukan.
Protokol ini wajib diterapkan untuk menekan resiko peserta pemantauan hilal terkena virus corona.
Dari Cara Anda membaca sejauh ini, Menunjukkan Anda begitu Tertarik bisnis kami. Dengan segera bergabung di waktu yang TERBAIK seperti sekarang ini maka akan jadi Sebuah Peluang dan Impian anda akan semakin dekat diraih. Jika tidak hanya akan menjadi sebuah Pengumuman saja.
ORDER SEKARANG