Kegiatan perbankan memang sejak beberapa tahun belakangan ini mulai bertransformasi ke sistem digital. Kebijakan ini diambil untuk mengikuti perkembangan zaman dan teknologi supaya layanan bisa ditingkatkan.
Penggunaan teknologi terkini perlu diakui bisa memudahkan nasabah mengakses layanan perbankan. Hal ini dijelaskan lebih detail oleh bos BCA, beserta kemungkinan merugikan saat transformasi ini diterapkan 100%.
Efek Digitalisasi di Dunia Perbankan
Jahja Setiaatmadja selaku Direktur Utama dari Bank Central Asia alias BCA atau PT. BCA Tbk menyampaikan efek dari penerapan digitalisasi di BCA.
Salah satu efek yang mungkin dan akan sangat mungkin terjadi adalah hilangkan back office di perbankan nasional. Meskipun kemungkinan ini sangat besar namun, Jahja memastikan pihaknya (BCA) tidak akan melakukan pemutusan kerja (PHK).
Melalui webinar yang bertajuk Traditional Bank vs Challenger Banks In The Era of Open Banking. Sampaikan pula bahwa BCA mengakui adanya penurunan jumlah karyawan di back office yang dulunya di satu cabang bisa ratusan kini hanya tinggal beberapa. Hal ini dapat terjadi karena pekerjaan di area back office banyak yang hilang sejak masuknya digitalisasi.
Adapun tugas atau pekerjaan yang ditanggung oleh karyawan back office ini adalah seperti:
- Mengurus berbagai laporan terkait penjualan atau pemasaran produk perbankan.
- Mengurus laporan terkait kondisi keuangan, dan juga
- Mengurus masalah administrasi.
Berbagai pekerjaan tersebut saat ini sudah mulai dilakukan oleh sistem yang terkomputerisasi dan berbasis internet. Sehingga praktis keberadaan karyawan untuk mengerjakan semua tugas tersebut mulai dihapus. Selain back office pada dasarnya ketika sistem mampu mengerjakan tugas karyawan perbankan di bagian manapun.
Maka ada kemungkinan pihak bank akan menghapus atau meniadakan karyawan di bagian tersebut. Sehingga Jahja juga menyampaikan bahwa kemungkinan adanya penghapusan karyawan tidak hanya terjadi di back office. Namun bisa pula di bagian akuntan yang bertugas di setiap kantor cabang BCA.
Ditambahkan pula oleh beliau, bahwa BCA ketika belum memakai sistem digital untuk semua pekerjaan dilakukan manual.
Misalnya saja untuk kegiatan mengatur rekening antar cabang. Waktu itu bisa mencapai 200 orang sendiri, belum lagi untuk tugas lain di area back office yang tentu jumlah masing-masing tugas juga bisa mencapai ratusan orang.
Namun ketika digitalisasi diterapkan maka berbagai pekerjaan diambil alih oleh sistem. Bank pun tidak memerlukan lagi karyawan dalam jumlah banyak untuk mengurus berbagai pekerjaan yang diambil alih sistem tadi. Saat ini BCA diakui memiliki sekitar 1.000 tenaga IT yang dibagi beberapa perusahaan mini.
Dimana satu perusahaan mini berisi antara 43-44 tenaga IT yang akan bertanggung jawab mengelola sistem tersebut. Setiap perusahaan mini akan dibentuk antara 2-4 tim yang terdiri dari tenaga IT, legal, dan desain produk.